Hari ini harusnya menjadi keindahan yang terkisah. Masih bisa menghirup oksigen saat berkumpul dengan keluarga dan membuang limbah karbon dioksida sesukanya. Pertama, ucapkan syukur sama yang kuasa. “Alhamdulillah”. Kedua rawatlah lubang pernapasan sebagai rasa syukur. Tiap pagi giat untuk ngupil. Selain itu, lubang idung yang banyak kotoran padat itu sangat menjengkelkan, apalagi kotorannya cair. Gatal-gatal bergerak mau keluar dari lubang gitu rasanya, dan sangat menjengkelkan.
Hari ini dan masa depan. Kini siapa sangka, pertanyaan demi pertanyaan menyerang otak. Tentang kehidupan manusia ato binatang. Ternyata semua itu adalah suatu pelajaran yang berharga. Pengalaman untuk melangkahkan kaki ini. Untuk sadar memilih, mau diam dalam lubang hitam ato keluar dari lubang suram.
Bapak…emak…yang berdoa atas nama bercinta menginginkan kehadiran seorang anak. Yang nggak berharap menjadi mesin romusha. Nggak berharap menjadi mesin pencetak harta. Hanya berharap agar berbakti dan menjalani kehidupan terbaik. Mengerti arti hidup ini, hanya untuk kegelimangan ato untuk perjuangan.
Apalah arti hidup ini, hidup sekali di dunia yang penuh tanda tanya dan sama dengan. Dari hal kecil aja, seperti buang gas beracun, alias kentut. Kenapa harus kentut? Jawaban pintar adalah karena kentut adalah nikmat atas ijinNya. Bagaimana kalo seumur idup nggak bisa kentut terus manusia lain bisa kentut? Jawaban bodoh adalah menabung kentut untuk masa depan, manusia lain pemborosan kentut! Hedonisme kentut !!!
ridwanwibowo 